SURABAYA - Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya menjadi pembuka harapan baru untuk maju dan berkembangnya organisasi sayap partai.
Setelah tiga kongres terdahulu hanya menempatkan organisasi sayap sebagai peserta peninjau, pada kongres ke-4 ini organisasi sayap telah mendapatkan hak sebagai peserta penuh yang memiliki hak suara dalam kongres.
"Ini menjadi momentum penting bagi organisasi sayap untuk dapat berkiprah lebih optimal lagi ‎dalam memperjuangkan aspirasi konstituen dan membesarkan Partai Demokrat," kata Wakil Ketua Umum Kader Muda Demokrat, Kamhar Lakumani, Selasa (12/5).
Ini menjadi penting, kata Kamhar, selama ini organisasi sayap memiliki posisi tawar yang lemah sehingga animo kader untuk berjuang dan berkontribusi melalui organisasi sayap terbilang minim.
Padahal organisasi sayap sejatinya dapat berperan penting dan strategis bagi partai sebagaimana latar belakang kelahirannya menjadi alat kelengkapan dan perjuangan partai untuk tujuan tertentu.
"Alhamdulillah‎ setelah diterima Pak SBY pada pertengahan Maret lalu di Cikeas organisasi sayap yang terdiri dari KMD, IMDI, BMD dan GMD menyampaikan aspirasi ini dan disambut positif olehBbeliau, kini dalam draft tatib dan draft AD/ART Kongres IV PD telah mengakomodir kesembilan organisasi sayap PD sebagai peserta penuh yang memiliki hak suara," kata Ketua DPP KNPI ini.
Berkaitan pelaksanaan Kongres, KMD sangat mengapresiasi karena kongres ke-4 ini jauh darimoney politic, ‎tak ada sama sekali bagi-bagi duit. bahkan dengan fasilitas dan akomodasi yang terbatas pun, tak menyurutkan antusiasme kader untuk menghadiri kongres. 5000 orang kader Demokrat telah tiba di Surabaya. Meskipun harus menanggung akomodasi secara swadaya para kader tetap bersuka cita sebagai tanda kecintaannya kepada SBY.
"KMD juga memandang Kongres ini sangat demokratis dan terbuka dengan memberi kesempatan kepada semua kader yang ingin maju sebagai calon ketua umum asalkan penuhi syarat yang telah ditetapkan lazimnya dalam organisasi modern dan demokratis," kata Kamhar.
Kuatnya dorongan dan aspirasi yang meminta SBY untuk ‎kembali memimpin PD secara aklamasi merupakan bentuk kesedaran sejarah segenap kader dan membuat proses pemilihan akan berlangsung dalam koridor demokrasi yang sangat bernilai tinggi yakni musyawarah mufakat.
"Jika ada kader PD yang mencoba-coba mengganggu suasana kondusif yang telah berjalan menjelang kongres ini apalagi sampai membuat kongres tandingan, ‎bukan hanya sekedar patut dipertanyakan kesadaran sejarahnya, barangkali lebih tepatnya disebut tak tahu diri," tandasnya. [beritasatu/rhm]