Hot News

HUT ke-14, Nana Ajak Kader Partai Demokrat Kab. Cirebon Satukan Tekad

CIREBON- Bila diibaratkan umur manusia, angka 14 tahun tentu belumlah cukup untuk seorang anak manusia disebut dewasa. Justru pada usia ke-14 seorang manusia tengah memasuki masa-masa pubertas, dimana ia  tengah gencar-gencarnya melakukan pencarian identitas diri.
Demikian diungkapkan Plt Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Kabupaten Cirebon, H. Nana Karnadi saat memberikan sambutan pada peringatan HUT ke-14 Partai Demokrat di Sekretariat DPC PD, Jalan P. Cakrabuana Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Rabu (9/9).  
“Banyak hal baru yang bersifat prinsip yang terjadi pada masa remaja tersebut. Perilakunya pun cenderung aneh-aneh, nyeleneh, kadang nakal, semau gue dan seringkali kurang terkendali,” kata Nana dihadapan pengurus, PAC, ranting dan kader PD.
Dijelaskan Nana, meski tak benar-benar sama persis seperti gambaran anak puber, pada usianya yang ke-14 ini, Partai Demokrat pun boleh dikatakan tengah memasuki masa yang cukup rawan.
Peneguhan jati-diri partai terus berlangsung di tengah-tengah godaan masa puber yang penuh dengan dengan ingar-bingar kegembiraan, keceriaan dan rasa percaya diri yang terus tumbuh-kembang.
“Gejolak darah muda pun senantiasa mewarnai perilaku dan kebijakan partai, sehingga tuntutan perubahan dan perbaikan di semua lini dan sektor terus digelorakan dari waktu ke waktu,” jelasnya.
Nana menuturkan, bila dibandingkan dengan partai-partai lain di Indonesia, bahkan juga bila dibandingkan dengan partai-partai di negera demokrasi lain, masa puber Partai Demokrat boleh dikatakan memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab pada perjalanan sejarahnya, Partai Demokrat justru telah mengenyam masa kejayaan sejak dilahirkan.  
“Betapa tidak,baru usia3 tahun saja, tepatnya pada tahun 2004, Partai Demokrat telah berhasil mencuri simpati masyarakat dan meraih suara yang signifikan pada pemilu pertama yang diikuti,” tuturnya.  
Selanjutnya, kata Nana, pada usianya yang ke-8, Partai Demokrat bahkan berhasil mencatatkan sejarah dan rekor yang hingga kini tak terpecahkan, bahkan untuk jangka waktu yang cukup lama ke depan akan sulit untuk dilampaui.
Saat itu, tepatnya pada pemilu tahun 2009, Partai Demokrat berhasil mengumpulkan suara terbanyak dan menjadi pemenang, mengalahkan partai-partai lama yang telah berdiri dan berkiprah di jagat politik Indonesia selama puluhan tahun.
“Harap dicatat, hingga saat ini, di antara puluhan partai politik yang lahir pascareformasi, hanya Partai Demokratlah satu-satunya partai yang pernah menjadi pemenang pemilu di Indonesia. Selain itu, hanya Partai Demokrat lah yang berhasil mendudukkan kader terbaiknya, yakni Susilo bambang Yudhoyono alias SBY, sebagai Presiden RI dua periode berturut-turut,” katanya.
Nana melanjutkan, bahwa pada perkembangan selanjutnya Partai Demokrat mengalami kemunduran, khususnya pada Pemilu 2014 lalu.
Hal itu merupakan fakta yang tidak terbantahkan. Tetapi catatan negatif itu tentu tak baik bila dijadikan sebagai alasan untuk saling menyalahkan, menggerutu habis-habisan tanpa berpikir mencari solusi, atau bahkan berhenti berjuang untuk kemajuan partai di masa mendatang.  
“Sebaliknya, catatan buruk itu justru harus menjadi cambuk untuk kita mengupayakan perbaikan, dengan melakukan koreksi menyeluruh pada seluruh sendi-sendi partai, khususnya yang menopang ajegnya sistem kepartaian modern, sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri dan sesepuh partai, termasuk kita semua sebagai anggota keluarga besar Partai Demokrat,” ujarnya.  
Ditambahkannya, pola kebijakan yang saat ini telah diputuskan dan tengah diberlakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat hasil Kongres Surabaya beberapa waktu lalu, sejatinya dapat dibaca dan diartikan sebagai gerakan yang mengarah pada koreksi total menuju pengembangan partai berlandaskan manajemen modern.
Oleh karenanya tidak heran bila dalam beberapa bulan terakhir ini banyak sekali instruksi perbaikan sistem dan struktural kepartaian yang dikeluarkan DPP untuk dilaksanakan di tingkat DPD, DPC, DPAC, ranting dan anak ranting.
Semua itu akan bermuara pada upaya memenej partai secara modern dalam rangka meraih kembali kejayaan partai, yang pada Pemilu 2014 lalu sempat terenggut akibat keterlenaan seluruh komponen partai.  
“Tentu saja banyak pihak yang mengalami shock dan tidak siap dengan kebijakan partai tersebut. Tetapi bila diselami lebih mendalam, akan dapat dipahami bahwa langkah-langkah strategis itu pada akhirnya akan membuat Partai Demokrat kembali menjadi partai politik yang kuat, bahkan yang terkuat di Indonesia,” tambahnya.
Oleh karena itu, di Hari Ulang Tahun ke-14 Partai Demokrat, Nana mengajak seluruh komponen dan keluarga besar Partai Demokrat untuk menyatukan tekad dan menyamakan langkah dalam rangka meraih kembali kejayaan Partai Demokrat. [fajarnews/rhm]