Korban Bencana Pergeseran Tanah di Sukabumi Harus Segera Direlokasi
SUKABUMI - Pergeseran tanah terjadi di Desa Nagrakjaya dan Desa Cimenteng , Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi. Menurut keterangan Usman Susilo Ketua Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi pergeseran tanah kali ini mengakibatkan 427 rumah rusak,yang terdiri atas 56 rumah rusak ringan, 100 rumah rusak sedang, 174 rumah rusak berat, dan 97 rumah statusnya terancam. Bencana ini mengakibatkan 435 KK dengan jumlah 1.236 jiwa penduduk harus diungsikan ke tempat yang aman.
Menurut keterangan tokoh masyarakat H. Soleh Ma’sum, Ketua MUI Desa Nagrakjaya masyarakat sangat berharap agar Pemerintah Kabupaten Sukabumi segera melaksanakan relokasi pemukiman penduduk dan sekolah (bedol desa) sebab dikhawatirkan jika tidak segera direlokasi maka akan ada korban jiwa.
Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat, Mayor Jendral TNI (Purn.) Iwan R. Sulanjana hadir di lokasi pengungsian untuk menyerahkan bantuan kepada masyarakat korban bencana pergeseran tanah, Selasa (9/8).
Harapan masyarakat korban bencana pergeseran tanah yang disampaikan oleh H. Soleh Ma’sum langsung disambut positif oleh Iwan R. Sulanjana dengan menginstruksikan kepada Ketua Fraksi Demokrat Kabupaten Sukabumi, Hendar Darsono agar segera berkoordinasi dengan Bupati supaya segera merealisasikan keinginan masyarakat korban bencana pergeseran tanah tersebut.
Menurutnya pemerintah harus segera turun tangan sebab menurut informasi yang didapat dari masyarakat bencana ini sudah terjadi sejak 1972 dan hampir setiap tahun terjadi pergeseran tanah, termasuk tahun 2015 dan kejadian tahun ini adalah yang paling banyak jumlah kerusakannya.
“Tetapi kejadian besarnya tahun ini, mungkin karena penduduknya banyak. Saat kita berkunjung ke lokasi juga, kondisi tanahnya masih menujukan pergerakan. Makanya ini membutuhkan keseriusan informasi dari badan Geologi,” paparnya.
“Saya harap lokasi rawan bencana diberi tanda, sehingga warga tidak lagi masuk ke kawasan bahaya. Dengan adanya tanda yang dipasang fihak yang berwenang maka masyarakat tahu mana zona bahaya dan mana zona aman,” pintanya.
Hendar Darsono menambahkan dengan adanya bantuan ini diharapkan bisa mengurangi penderitaan korban bencana.
“Tidak ada kata terlambat, karena masyarakat terdampak bencana masih membutuhkan bantuan. Besok lusa juga warga masih membutuhkan bantuan, tetapi kebutuhannya mungkin tidak sama,” ujarnya.
Ia juga berharap, kondisi infrastruktur menuju lokasi pengungsian bisa segera diperbaiki.
“Insya Alloh kita akan mendorongnya, apalagi di lokasi tanjakan yang susah dilalui. Jalan itu sangat butuh diperbaiki!” lanjut Hendar. (dOy/aNoN)