Hot News

Poros Cikeas-Hambalang Bersatu di Pilbup Bogor


BOGOR
- Poros Cikeas-Hambalang akhirnya terwujud di Kabupaten Bogor, setelah Gerindra dan Demokrat Kabupaten Bogor, sepakat bersekutu dalam Pilbup Bogor 2018 dan telah tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandangangi ketua masing-masing partai di Hotel Aston Lake Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (21/8) malam.

Ketua Demokrat Kabupaten Bogor, Anton Sukartono Surato mengungkapkan, meski telah sepakat di ranah pimpinan daerah, MoU ini bisa batal apabila ke depannya DPP masing-masing partai mengarahkan koalisi yang berbeda.

"Kalau di DPP berbeda, MoU ini bisa batal. Makanya poin itu kami masukkan dalam poin kesepakatan. Tapi, pada dasarnya, Demokrat dan Gerindra Kabupaten Bogor sepakat bergerak bersama membangun Kabupaten Bogor menjadi lebih baik," kata Anton kepada awak media.

Dengan begitu, kata Anton, untuk menentukan calon bupati (cabup), calon wakil bupati (cawabup) untuk diusung, dalam Pilkada tahun depan, kedua partai akan saling bermusyawarah, tentunya ditambah PKS yang lebih dulu meneken MoU dengan Gerindra.

"Jadi, apapun yang sifatnya politis jelang pilkada kami sepakat untuk musyawarah dulu," tukas Anton.

Lebih lanjut, Anton mengungkapkan, bentukan koalisi ini, atas sepengetahuan Sekjen DPP Demokrat Hinca Panjaitan. "Sudah dilaporkan lebih dulu ke Pak Hinca, sebelum pertemuan ini," cetus Anton.

MoU ini belum merujuk pada sosok yang akan diusung dalam Pilbup Bogor 2018. Pasalnya, masing-masing partai masih mencari orang yang tepat sebagai kader yang pantas dan mumpuni untuk diusung.

"Demokrat punya dua sosok yang saat ini masih menjalani survey internal partai. Yakni Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Didin Supriadin dan mantan Anggota DPR RI Muhammad Baghowi. Kalau sudah selesai (survey), akan kami cocokan dengan calon yang dimiliki Gerindra. Kami perkirakan pertengahan September sudah selesai," jelas Anton.

Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan mengungkapkan, saat ini ada empat nama yang tengan menjalani uji kelayakan sebagai cabup dari Gerindra.

"Saya sendiri, terus Pak Isman Kadar, Mayor Afif Juwaeni dan Ahmad Agestia. Nanti kita lihat hasilnya. Kalau sekarang belum ada siapa yang F1 atau F2. Karena masing-masing masih menjalani mekanisme di partai," tukas Iwan.

Hadir dalam penandatanganan MoU itu, Sekjen DPD Gerindra Jawa Barat, Abdul Harris Bobihoe. Ditanyakan mengenai adanya komunikasi di level provinsi, Harris mengaku pimpinan DPD Gerindra telah merestuinya. "Lenggang," tegas Harris.

Lebih jauh, pria yang juga pendidi partai Gerindra ini akan mengembangkan koalisi dengan partai lainnya seperti yang sudah terjadi di Jawa Barat, yakni Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN.

"Koalisi empat itu sudah terbentuk di beberapa daerah. Untuk Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, kami juga akan bicara dengan PKS dan PAN. Kami akan jaga terus," tegas Harris.

Terkait PAN yang sudah menandatangani MoU dengan Golkar, kata dia, hal itu bukan masalah. "Gak apa-apa karena, kita bisa juga lengkapi dengan partai lain. Untuk sosok Iwan Setiawan, saya rasa dia memang kader mumpuni dari Gerindra sebagai cabup. Sudah saatnya, Gerindra mengusung kader sendiri," tukasnya.

Meski begitu, Harris masih realistis, apabila kader Gerindra tidak memungkinkan untuk duduk di nomor satu, maka bisa bergeser ke nomor dua.

"Kalau dua-dua tidak juga, kami bisa usung calon lain, asalkan mau mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden 2019," tegas Harris. [inilah/ded]