Hot News

Pilwalkot Bandung 2018: Batal Dicalonkan Demokrat, Yossi Legowo


BANDUNG
- Partai Demokrat sudah menetapkan Chaerul Y. Hidayat (Ruli) sebagai calon yang diusung pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2018 untuk berpasangan dengan calon dari Partai Golkar, Nurul Arifin.

Padahal sebelumnya, berdasarkan hasil konvensi yang dilakukan DPC Partai Demokrat Kota Bandung sudah merekomendasikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Yossi Irianto kepada DPP sebagai calon yang diusung Partai Demokrat.

Sekda Kota Bandung Yossi Irianto  mengaku tidak mempersoalkan terkait surat tugas dari Partai Demokrat untuk Pilwalkot Bandung 2018 yang akhirnya diberikan kepada Ruli.

“Ini semua sudah ada yang mengatur. Jadi tidak ada masalah, kalau ada partai yang memberikan perhatian ya boleh dan kalau nggak pun saya akan tetap mengabdi,” ujar Yossi kepada wartawan, Selasa (14/11/2017).

Terkait putusan Demokrat tersebut, Yossi menilai jika partai sudah memiliki pertimbangan tersendiri. Keputusan yang diambil pun merupakan hak prerogatif dari partai yang bersangkutan.

“Saya ikut konvensi itu karena sebagai ciri organisasi modern yang memberikan ruang keterbukaan demokrasi. Kalau keputusannya berbeda dengan hasil, saya kira itu menjadi pertimbangan dari partai,” terangnya.

Keinginannya maju mengikuti konvensi di Partai Demokrat,  lanjutnya, sebagai bagian upaya untuk memberikan edukasi kepada warga terkait sebuah proses demokrasi.

Dirinnyapun memberikan penghargaan kepada partai Demokrat yang menggelar penjaringan melalui konvensi.

“Kalau misal ada relawan yang kecewa, itu hal yang manusiawi. Namun rasa kecewa dengan hasil keputusan tersebut pun jangan sampai menimbulkan kegaduhan. Saya harap relawan tidak terlalu hanyut dalam persoalan tersebut, karena secara pribadi saya akan tetap mengabdi. Dan konvensi itu hanya sebagai ajang penjaringan,” tuturnya.

Terkait langkah selanjutnya di Pilwalkot Bandung 2018, Yossi mengaku akan tetap dan terus berupaya. Namun yang paling utama bagi dirinya yakni tetap memberikan pengabdian kepada masyarakat.


“Manusia itu hanya bisa berusaha dan berdoa, walau nasib berbeda. Itu yang namanya menjemput nasib. Kalau semua akhirnya tidak diterima maka berarti takdir saya memang tidak disitu,” tegasnya. [fokusjabar/ded]