Bahas Masalah Out Sourcing, Ini Kata Dedi Mulyadi


BEKASI 
- Calon wakil gubernur Jabar, Dedi Mulyadi berpendapat penerapan out sourcing pada semua jenis pekerjaan sangat merugikan para pekerja. Out sourcing harus diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang temporer.

Calon wakil gubernur Jabar yang berpasangan dengan Deddy Mizwar ini menghadiri Dialog Industri yang digelar President University di President Executive Club, Kawasan Industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Rabu (18/4/2018).

Dedi berpendapat out sourcing selama diberlakukan pada posisi pekerjaan yang seharusnya tidak di out sourcing, tidak jadi masalah karena aturannya begitu. Masalahnya adalah saat sistem out sourcing dijalankan pada posisi pekerjaan inti.

Skema out sourcing melibatkan pihak ketiga selaku perusahaan penyedia tenaga kerja dan perusahaan inti yang membutuhkan tenaga kerja. Pada praktiknya, tenaga kerja out sourcing mendapat upah dari perusahaan tersebut namun upah itu dipotong oleh perusahaan penyedia tenaga kerja.

"Out sourcing enggak boleh diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan inti, harusnya diterapkan pada pekerjaan-pekerjan temporer. Kalau pekerjaan inti di out sourcing-kan, itu namanya mendapat upah dari hasil kerja orang lain," ujar Dedi.

Bahkan, Dedi mengutip pidato Presiden RI Soekarno alias Bung Karno pada 17 Agustus 1964 yang terkenal dengan Tahun Vipere Pericoloso soal penghisapan manusia atas manusia.

"Jika out sourcing diberlakukan pada pekerjaan inti dan upah tenaga kerja tersebut dipotong, yang motong dapat uang dari keringat orang, Bung Karno bilang jangan ada penghisapan manusia oleh manusia, kerennya, exploitation de'l homme par l'homme," kata Dedi.

Namun faktanya, banyak perusahaan yang menerapkan out sourcing pada pekerjaan-pekerjaan inti.

"Gak boleh dong, masa sih kita nikmatin duit hasil keringat orang lain, sedangkan orang lain yang upahnya kita potong sengsara, masa kita tega sih. ‎Misalnya nih, masa sih office boy yang gajinya kecil di out sourcing, enggak kasihan?," kata Dedi.

‎Pada kesempatan itu, Rektor President University, Jony Oktavian Haryanto mengatakan Dialog Industri sangat perlu digelar karena memberi kesempatan pada masyarakat untuk menggali secara detail dan mendalam program kerja dari pasangan calon. [tribun/ded]

Post Comment