Hot News

Demokrat Cianjur Anggap Panwas Cianjur, Main Mata Dengan Bupati

CIANJUR - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Cianjur mempertanyakan kredibilitas Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Cianjur yang dianggap kurang tanggap terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan paslon nomot urut dua Irvan-Herman dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Cianjur 2015.
Pasalnya, sejumlah pelanggaran yang jelas-jelas dilakukan paslon yang tidak lain anak dari bupati Cianjur itu sama sekali tidak ditindaki. Hal itu diungkapkap Ketua DPC Partai Demokrat Cianjur, Hedi Permadi Boy, berkenaan dengan munculnya sejumlah bendera Partai Demokrat dalam kampanye akbar Irvan-Herman di lapangan Hypermart, Jalan KH Abdullah bin Nuh, Minggu (22/11) siang.
DPC Partai Demokrat Cianjur mempertanyakan kredibilitas Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Cianjur yang dianggap kurang tanggap terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan paslon nomot urut dua Irvan-Herman dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Cianjur 2015.
Pasalnya, sejumlah pelanggaran yang jelas-jelas dilakukan paslon yang tidak lain anak dari bupati Cianjur itu sama sekali tidak ditindaki.
Hal itu diungkapkap Ketua DPC Partai Demokrat Cianjur berkenaan dengan munculnya sejumlah bendera Partai Demokrat dalam kampanye akbar Irvan-Herman di lapangan Hypermart, Jalan KH Abdullah bin Nuh, Minggu (21/11) siang.
Menurutnya, keberadaan bendera itu adalah pencatutan salah satu lambang kepartaian yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Itu pencatutan nama dan lambang kepartaian dan jelas-jelas pelanggaran pilkada. Tapi panwas kok diam saja? Ini ada apa dengan Panwas Cianjur ?” kecam Hedi.
Kegeraman Hedi makin bertambah lantaran sudah jelas bahwa seluruh Cianjur tahu bahwa partai berlambang Mercy itu hanya memberikan dukungan kepada paslon nomor urut tiga, Suranto-Aldwin Rahadian (Kang Oki).
Meski begitu, ia sama sekali tidak melihat adanya upaya atau tindakan apapun dari panwas.
Hedi menambahkan, atas kejadian tersebut, pihaknya bakal secepatnya melaporkan pelanggaran itu ke Panwaslu Cianjur, seperti pelanggaran-pelanggaran baik yang dilakukan bupati maupun paslon Irvan-Herman secepatnya.
“Secepatnya saya akan laporkan dulu ini ke Panwaslu. Mungkin Senin, karena saya sekarang juga masih berada di luar kota dengan Ketua Umum (SBY),” tegas dia.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu menegaskan, pihaknya mencurigai bahwa Panwaslu seperti telah bermain mata dengan paslon nomor urut dua.
Pasalnya, sudah tidak terhitung lagi pelanggaran-pelanggaran paslon tersebut yang dilaporkan ke Panwaslu. Kendati demikian, lanjut dia, tidak ada satupun laporan yang ditindaklanjuti dengan memanggil timses, bupati, atau bahkan paslon nomor dua itu sendiri.
“Ini Panwas kok diam saja, padahal laporan sudah masuk semua. Kalau memang tidak ada tanggapan dari panwas, maka kami akan melaporkan panwas ke DKPP di Jakarta,” tegas dia lagi.
Adapun keberadaan bendera Partai Demokrat dalam kampanye nomor urut dua, Hedi menyatakan, bahwa hal itu dilakukan oleh orang-orang yang sudah dipecat oleh DPP yang diperkuat dengan surat keputusan.
“Mereka itu bukan orang Demokrat lagi. Ini tadi juga sudah saya laporkan langsung kepada Ketua Umum (SBY) dan semua foto-foto serta orang-orangnya. Nanti kami akan ambil tindakan, sesuai dengan perintak Pak SBY,” terang dia.
Berdasarkan pantauan, bukan hanya bendera Partai Demokrat saja yang dicatut. Ada pula bendera Partai Gerindra dan PDI-P. Sedangkan ketiga partai tersebut, ditambah PPP, Nasdem, Hanura, PAN dan PKS hanya memberikan dukungannya kepada paslon nomor urut tiga yakni Suranto-Aldwin Rahadian.Menurutnya, keberadaan bendera itu adalah pencatutan salah satu lambang kepartaian yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
“Itu pencatutan nama dan lambang kepartaian dan jelas-jelas pelanggaran pilkada. Tapi panwas kok diam saja? Ini ada apa dengan Panwas Cianjur ?” kecam Hedi.

Kegeraman Hedi makin bertambah lantaran sudah jelas bahwa seluruh Cianjur tahu bahwa partai berlambang Mercy itu hanya memberikan dukungan kepada paslon nomor urut tiga, Suranto-Aldwin Rahadian (Kang Oki).

Meski begitu, ia sama sekali tidak melihat adanya upaya atau tindakan apapun dari panwas.

Hedi menambahkan, atas kejadian tersebut, pihaknya bakal secepatnya melaporkan pelanggaran itu ke Panwaslu Cianjur, seperti pelanggaran-pelanggaran baik yang dilakukan bupati maupun paslon Irvan-Herman secepatnya.

“Secepatnya saya akan laporkan dulu ini ke Panwaslu. Mungkin Senin, karena saya sekarang juga masih berada di luar kota dengan Ketua Umum (SBY),” tegas dia.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu menegaskan, pihaknya mencurigai bahwa Panwaslu seperti telah bermain mata dengan paslon nomor urut dua.

Pasalnya, sudah tidak terhitung lagi pelanggaran-pelanggaran paslon tersebut yang dilaporkan ke Panwaslu. Kendati demikian, lanjut dia, tidak ada satupun laporan yang ditindaklanjuti dengan memanggil timses, bupati, atau bahkan paslon nomor dua itu sendiri.
“Ini Panwas kok diam saja, padahal laporan sudah masuk semua. Kalau memang tidak ada tanggapan dari panwas, maka kami akan melaporkan panwas ke DKPP di Jakarta,” tegas dia lagi.
Adapun keberadaan bendera Partai Demokrat dalam kampanye nomor urut dua, Hedi menyatakan, bahwa hal itu dilakukan oleh orang-orang yang sudah dipecat oleh DPP yang diperkuat dengan surat keputusan. [infocinajur/ded]
“Mereka itu bukan orang Demokrat lagi. Ini tadi juga sudah saya laporkan langsung kepada Ketua Umum (SBY) dan semua foto-foto serta orang-orangnya. Nanti kami akan ambil tindakan, sesuai dengan perintak Pak SBY,” terang dia.
Berdasarkan pantauan, bukan hanya bendera Partai Demokrat saja yang dicatut. Ada pula bendera Partai Gerindra dan PDI-P. Sedangkan ketiga partai tersebut, ditambah PPP, Nasdem, Hanura, PAN dan PKS hanya memberikan dukungannya kepada paslon nomor urut tiga yakni Suranto-Aldwin Rahadian.