Ade Yasin-Asep Wahyuwijaya Cocok Berdampingan di Pilbup Bogor 2018
BOGOR – ”Kencan” politik Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Asep Wahyuwijaya dengan Ketua DPW PPP Jawa Barat Ade Yasin berlanjut. Pertemuan keduanya akhir pekan kemarin menuai pujian dari berbagai kalangan. Mayoritas menyebut Ade Yasin-Asep Wahyuwijaya cocok berdampingan di Pilbup Bogor 2018.
Kepada Radar Bogor, Ade Yasin mengaku tak keberatan dengan usulan itu. Secara diplomatis, Ade berujar, segalanya masih mungkin terjadi dalam politik.
Asep Wahyu adalah sosok kader Demokrat yang memiliki nama besar di Bogor, khususnya daerah Bogor Barat.
”Ya, bisa (berpasangan dengan Asep Wahyu, red). Mungkin saja. Kita tunggu ya, saya tidak mau menyakiti kawan-kawan, jadi saya harus betul-betul berpikir. Ini adalah pilihan saya dan jangan sampai menyakiti kawan-kawan,’’ ujarnya.
Dihubungi terpisah, Asep Wahyuwijaya membenarkan adanya permintaan mendampingi Ade Yasin. Asep mengatakan, di internal Demokrat, ia terus didesak turun gunung dan membenahi Kabupaten Bogor bersama Ade Yasin.
Meski begitu, Asep mengaku membutuhkan waktu sebelum memutuskan tawaran tersebut. ”Jujur saja, saya tidak mau mentang-mentang atau menjadi oportunis yang hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Utang atau janji politik saya masih banyak,’’ kata dia, seraya menyebut salah satu Pr-nya adalah masih banyak permintaan pembangunan sekolah yang belum ia realisasikan.
Asep mengaku, Ade Yasin juga sudah menyampaikan permintaan ”berpasangan’’ dengan dirinya belum lama ini. Itu, kata dia, menjadi sebuah kehormatan dan permintaan yang harus sangat diapresiasi dan dipertimbangkan matang.
”Teh Ade (Ade Yasin, red) sebagai ketua partai selevel provinsi tentu tak main-main dengan permintaan itu. Saya respek dengan bahasannya yang halus meminta saya mendampingi beliau. Sebuah kehormatan besar.
Apalagi untuk memimpin sebuah daerah yang penduduknya hampir enam juta jiwa, dengan berbagai problem dan potensinya yang sangat menantang,’’ tukasnya.
Jika serius, kata Asep, dirinya mesti berbicara baik-baik dengan keluarga, beristikharah, ziarah ke makam kedua orang tua, hingga sowan dengan banyak tokoh dan orang tua di Bogor. ”Juga kepada para senior di Kabupaten Bogor.
Bahkan kepada basis konstituen saya, setidaknya kepada perwakilannya. Kenapa? Karena, saya tidak mau main-main dan mentang-mentang.
Saya ingin mendapatkan legitimasi (keabsahan) yang meski tak masif tapi layak. Jadi, tak semata-mata karena keinginan saja. Apalagi karena nafsu atau syahwat berkuasa belaka,’’ pungkasnya. [radar/ded]