Ketua Demokrat Jabar: Nyaleg Harus Diniatkan Ibadah
KUNINGAN - Dalam kegiatan pembekalan ratusan kader inti Partai Demokrat Kabupaten Kuningan yang dilaksanakan di Sekretariat DPC Partai Demokrat Kuningan, Jalan Soekarno-Hatta, pada Ahad (07/10), Ketua DPD PD Jawa Barat, Irfan Suryanagara, didaulat untuk memberikan arahan dan pembekalan.
Dihadapan kader, pengurus dan caleg, Irfan menjelaskan bahwa pada tahun politik 2019, Partai Demokrat harus mengambil momentum. Caleg semua lini, intruksinya, harus berjibaku dalam meraih simpati dari masyarakat.
"Tugas dan fungsi caleg sangat mulia dan harus diniatkan ibadah. Kenapa banyak yang ingin menjadi Caleg? Karena anggota legislatif merupakan bagian dari pada sistem dalam mengambil kebijakan publik, " ujar Irfan.
Dirinya menambahkan, bahwa semua kehidupan berkaitan dengan kebijakan seperti tata kelola pemerintahan, tata kelola pendidikan, ekonomi dan regulasi hubungannya erat dengan politik. Tugas anggota DPR/DPRD ada tiga yakni Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran dan fungsi Pengawasan.
“Menjadi Caleg banyak tahapannya, setelah DCS/DCT, proses sosialisasi mulai dari pengenalan (popularitas), kesukaan (likebilitas) dan keterpilihan (elektebilitas) oleh masyarakat harus diperhatikan. Harus saling bantu antar caleg, tidak bisa sendirian, sistem zonasi perlu dilakukan agar mempermudah penyerapan suara masyarakat, " paparnya.
Di akhir pembekalannya, Irfan menegaskan kepada hadirin bahwa mereka telah tepat berada dalam barisan Partai Demokrat. " Insya Allah akan berjaya lagi. Sudah betul anda di Demokrat, ” tegasnya diiringi tepuk tangan hadirin.
Sementara salah satu Caleg DPRD Kuningan dari Demokrat untuk Dapil IV Kuningan, Aep Saefullah, menyatakan sangat mengapresiasi tinggi kepada Ketua Demokrat Kuningan dan forum pembekalan atau Rakercab tersebut.
"Ini sangat bagus serta berharga sebagai oase untuk bekal bertarung di masyarakat. Saya yakin Demokrat di Kuningan dibawah kepemimpinan Pak H Toto Hartono akan berjaya dan bangkit lagi, " ucapnya kepada kuninganreligi.com. [kuninganreligi/ded]
