Hot News

Dewan Usulkan Tarif Tol Cipali Diturunkan

BANDUNG - Tarif jalan tol Cikopo-Palimanan yang merupakan jalan bebas hambatan terpanjang se-Indonesia dinilai kemahalan. Ini terlihat dari masih banyaknya truk dan bis angkutan yang memilih jalan lama dibanding jalan tol tersebut.

Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara mengatakan, tarif tol tersebut harus diturunkan untuk memaksimalkan hilir mudik kendaraan yang melalui tol tersebut. Oleh karena itu, Irfan mengaku berencana menemui pemerintah pusat dan operator tol untuk meminta penurunan tarif tol.

Irfan meyakini, bila tarif diturunkan, potensi pariwisata yang berada di daerah yang dilalui Cipali khususnya di kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) akan semakin berkembang pesat. Potensi pariwisata di kawasan Ciayumajakuning ditambah Subang dan Purwakarta begitu besar dan sangat beragam.

Namun, potensi yang besar itu belum tergali secara maksimal karena kurangnya promosi wisata. Tidak heran, wisatawan terutama dari kawasan Bandung Raya dan Jabodetabek masih jarang yang menjadikan berbagai destinasi wisata di Ciayumajakuning sebagai tujuan wisata.

Padahal, seharusnya keberadaan tol Cipali bisa meningkatkan kunjungan wisata dan menghidupkan perekonomian masyarakat di kawasan Ciayumajakuning. Sebab, setelah adanya tol Cipali, waktu tempuh antara Bandung Raya maupun Jabodetabek dengan kawasan Ciayumajakuning menjadi lebih singkat.

"Sayangnya masih banyak yang enggan lewat tol Cipali karena tarif tolnya masih terlalu mahal. Kalau lebih murah, pasti banyak yang lewat Cipali dan ini akan sangat berpengaruh terhadap daerah-daerah yang dilalui Cipali," kata Irfan saat menghadiri media gathering yang digelar Humas Pemprov Jabar bekerjasama dengan PWI Jabar Pokja Gedung Sate, di Kuningan, Rabu (11/11) malam..

Irfan membandingkan tol Cipali dengan tol lainnya seperti Purbaleunyi. Begitu tol Purbaleunyi dibuka, kata Irfan, tol yang menghubungkan Purwakarta ke Cileunyi itu langsung diserbu kendaraan.

Terlebih, tarif tolnya pun relatif sangat terjangkau oleh berbagai jenis kendaraan. Berbeda dengan tol Cipali yang menurutnya hanya ramai pada musim mudik lebaran.

Pascalebaran, lanjut Irfan, kondisi tol Cipali berbanding terbalik dari lebaran. Tol yang membentang sejauh 110 kilometer itu kini kondisinya relatif sepi kendaraan.

"Volumenya paling banyak hanya 20 hingga 30 persen dibanding Purbaleunyi. Padahal posisi Cipali ini sangat penting untuk memajukan wilayah Ciayumajakuning. Masih banyak kendaraan yang menggunakan jalur non tol karena tarif Cipali sangat mahal dan memberatkan," bebernya.

Jika pemerintah pusat dan operator tol Cipali menurunkan tarif tol secara signifikan, Irfan meyakini perkembangan kawasan Ciayumajakuning khususnya sektor pariwisata akan lebih berkembang pesat karena akan lebih banyak kendaraan yang melintas di tol Cipali. Sebab, di kawasan Ciayumajakuning terdapat banyak destinasi wisata luar biasa seperti Linggarjati, Situs Cipari, Kampung Wisata Cibuntu, Kebun Raya Ciremai di Kuningan, Keraton Kasepuhan dan Kanoman, kawasan Batik Trusmi di Cirebon, Ciater di Subang, Pantai Karangsong di Indramayu, dan berbagai destinasi wisata lainnya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

"Bila tarif tol Cipali bisa diturunkan, saya yakin wisatawan akan banyak berdatangan ke kawasan Ciayumajakuning. Ekonomi masyarakat pun akan ikut bergerak. Kami dan Pemprov Jabar akan usulkan agar tarif tol Cipali diturunkan," pungkasnya. [dprdjabar/ded]