Hot News

Partai Demokrat Kota Bekasi Akan Belajar dari Pengalaman 2008 dan 2013

BEKASI – Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Bekasi, Sodikin mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi nanti partainya bakal mengambil sikap terbuka. Artinya tidak terfokus pada satu koalisi baik itu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP) yang merupakan warisan Pilpres 2014 lalu.

“Kami akan terbuka dengan partai dan koalisi manapun. Tak ada perbedaan, asalkan visi-misinya jelas untuk membangun Kota Bekasi, kami terbuka bagi siapa saja. Apakah KMP atau KIH,” katanya kepada Radar Bekasi kemarin.

Menurut anggota Komisi A DPRD Kota Bekasi ini, Partai Demokrat hingga saat ini belum menentukan sikap akan berkoalisi dengan partai mana untuk mengusung calon kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah 2018 mendatang.

“Kita memang belum menentukan sikap akan berkoalisi dengan partai mana, karena kami masih melakukan komunikasi sambil menunggu petunjuk organisasi,” ungkapnya.

Di Kota Bekasi, kata Sodikin, koalisi tidak harus terfokus dengan KIH dan KMP, dirinya menjelaskan kondisi di daerah sangat berbeda dengan di pusat, sehingga dimungkinkan akan membentuk koalisi dengan partai manapun.

“Prinsipnya, untuk dapat mengusung calon kepala daerah kami tetap akan berkoalisi. Dengan siapa, kami juga belum bisa memastikan, sebab proses komunikasi masih berjalan,” tuturnya.

Lebih jauh kata dia, pada waktunya nanti setelah ada kesepakatan koalisi pihaknya akan menyampaikan hal itu ke publik. Termasuk terhadap calon kepala daerah yang akan diusung dalam pilkada mendatang.

Mengenai kekalahan saat mengusung kader sendiri tanpa melakukan koalisi di dua pilkada sebelumnya, Sodikin menuturkan, kondisi pada dua Pilkada lalu sangat berbeda dengan situasi Demokrat pada saat ini.

“Dua pilkada lalu kita merupakan pemenang kursi terbanyak, dan Demokrat saat itu menjadi partai pemenang nasional, sehingga kami mampu mengusung kader sendiri tanpa koalisi. Tapi kondisi saat ini berbeda, pastinya kami harus koalisi jika ingin mengusung calon lantaran pendapatan kursi kami sangat minim di legislatif,” jelasnya.

“Toh, pengalaman lalu dapat diambil pelajaran, partai peraih suara terbanyak belum tentu dapat memenangkan calonnya di pilkada. Kami akan melalukan strategi yang berbeda pastinya untuk dapat memenangkan pilkada,” tambah Sodikin sambil mengakhiri percakapan. [pojoksatu/rhm]