Hot News

Utang LN Jatuh Tempo Oktober 2015, Sangat Berpengaruh pada Posisi Rupiah

JAKARTA - Utang luar negeri pemerintah dan swasta yang jatuh tempo pada Oktober 2015 dipastikan sangat berpengaruh kepada posisi rupiah. Hal itu disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Didik Mukrianto dalam pernyataan tertulis kepada website demokrat, Senin (24/8).
“Utang luar negeri pemerintah dan swasta yang akan jatuh tempo pada Oktober 2015 bisa dipastikan akan sangat berpengaruh kepada posisi rupiah. Seiring dengan hal itu, serapan anggaran yang relatif kecil dari pemerintah selama semester I tahun 2015 berkontribusi terhadap kondisi perekonomian mikro yang semakin terpuruk” kata Didik Mukrianto.
Ketua Departemen Penegakan Hukum, Perundang-Undangan dan HAM DPP Partai Demokrat ini berharap agar pemerintah segera melakukan langkah-langkah strategis. Hal itu diperlukan untuk melakukan penguatan fundamental ekonomi kita, baik dalam konteks makro dan mikro agar perekonomian kita tidak semakin terpuruk sebagai akibat pelemahan rupiah.
“Akibat pelemahan rupiah ini kita menghadapi situasi pertumbuhan menurun, sektor riil terpukul, pemutusan hubungan kerja mengancam, harga-harga meningkat, pelaku bisnis cemas dan menahan investasi. Kondisi seperti ini bisa memunculkan ketidakpuasan masyarakat yang bisa mengganggu stabilitas,” Didik Mukrianto mengungkapkan.
Didik memaparkan, kebijakan pemerintah terhadap perkonomian kita saat ini harus segera diperbaiki. Mengingat bahwa pencabutan subsidi yang berlebihan akan mempengaruhi harga yang semakin meningkat dan daya beli rakyat menurun. Target penerimaan pajak yang digenjot secara represif akan membuat harga semakin melejit dan pelaku bisnis semakin tidak nyaman. Padahal, di saat seperti ini, pemerintah harus memberikan insentif perpajakan terhadap perusahaan agar tidak kolaps dan bisa tetap kokoh untuk penyerapan tenaga kerja serta menggerakkan sektor riil.
“Yang dibutuhkan saat ini adah stabilisasi harga, stimulasi pertumbuhan dan pencegahan PHK, kebijakan pajak yang tepat dan pemberian insentif kepada perusahaan khususnya yang hampir kolaps, jangan terjadi rush pembelian dollar, hentikan spending dan janji-janji yang membuat pasar tidak nyaman, dan yang terakhir pastikan presiden dan pemerintah punya solusi dan kebijakan yang tepat serta tahu prioritas” Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Univ Trisakti ini memungkasi pernyataannya. [rhm/dpp]