Hot News

Tour de Java, SBY Dicurhati Kelompok Guru dan Bidan di Jabar


BANDUNG - Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono dalam program SBY Tour de Java dimaksudkan untuk menyerap aspirasi rakyat. Di Kabupaten Bandung, Presiden RI ke-6 itu menerima sejumlah kelompok warga dan mendengarkan keluhan mereka.

Dalam perjalanan menuju Tasikmalaya, rombongan SBY Tour de Java tiba-tiba berhenti karena mendapat informasi ada yang ingin berbagi cerita keresahan. 

Ada sejumlah warga dari kelompok guru honorer, posyandu, dan kelompok bidan yang telah menunggu SBY. untuk menyampaikan aspirasinya.

Salah seorang perwakilan dari kelompok guru honorer, Cecep Kurniyadi menyatakan kekecewaannya karena pemerintah tak juga segera memberi kejelasan status kepegawaian bagi guru honorer. Ia berharap agar SBY sebagai ketum partai dapat membantu mereka menyuarakan harapan guru honorer.

"Katanya Menpan akan mengangkat guru honorer tapi kmrn tanggal 20 Januari dibatalkan karena anggaran tidak ada dan payung hukumnya tidak ada. Pembebasan tanah saja dipikirkan tapi pembebasan buta huruf tidak diperhatikan," curhat Cecep kepada SBY di sebuah rumah makan di Kabupaten Bandung, Rabu (9/3/2016).

"Ada kalanya kami merindukan kepemimpinan bapak presiden karena selama bapak menjabat selalu memperhatikan nasib guru terutama honorer. Bahkan di sekretariat kami sama saya foto Pak SBY tidak diganti," sambungnya.

Cecep juga bercerita bahwa perwakilan mereka sudah bertemu dengan Menkeu Bambang Brodjonegoro dan Menkum HAM Yasonna Laoly terkait permasalahan ini. Guru honorer juga disebutnya kecewa dengan Mendikbud Anies Baswedan yang tampak tidak peduli akan nasib guru honorer.

"Tanggal 22 Februari kami ada rapat, kata Menkeu kalau Menpan mengajukan anggaran tidak ada maalah. Menkum HAM juga bilang untuk revisi PP sangat mudah. Tapi tidak ada itikad baik dari Menpan," tutur Cecep.

"(Mendikbud) tidak konsisten katanya ingin mensejahterakan guru. Dua-dua menteri ini ingkar janji," tambah dia.

SBY pun lalu menanggapi Cecep dengan mengatakan akan mencoba menyampaikan aspirasi para guru ini. Ia pun memerintahkan kepada kader-kadernya untuk memperjuangkan nasib guru honorer di parlemen.

"Infrastruktur penting tapi lebih penting manusianya. Guru dari dulu kita tingkatkan terus kesejahterannya. kita beri pengangkatan dengan jumlah besar seharusnya lanjut. Kalau payung hukum pemerintah yang buat, kalau PP bisa diperbaiki," ucap SBY.

"Saya harap menteri-menteri terkait dan Presiden Jokowi bisa mendengar ini dan mencarikan solusi. Kami punya fraksi di DPR RI, pak Edhie Baskoro (Ibas) kebetulan anggota komisi X yang membidangi pendidikan. Saya terus instruksikan agar memperjuangkan guru-guru honorer. Kalau belum ada aturannya bisa dibuatkan," imbuh bapak dua ini.

Selain kelompok guru, ada perwakilan dari kader Posyando yang mengeluhkan soal ruwetnya aturan BPJS yang mengharuskan tunggakan dibayar terlebih dahulu jika ingin berobat. Tunggakan bukan hanya satu orang saja yang sedang ingin berobat, tapi juga tunggakan seluruh keluarga yang ada di KK.

"Saya kadang kalau ngurusin bingung. Bagaimana kalau petani yang tidak tetap penghasilan. Makanya kadang kami mengakali, memakai Jamkesmas," curhat kader Posyandu bernama Een.

Aspirasi lain datang dari kelompok Bidan yang diwakili oleh Rika Rismayanti. Para bidan merasa aturan terkait pendidikan dan izin buka praktik bidan dari pemerintah yang tak jelas menjadi kendala dalam pekerjaan.

SBY berjanji untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi tersebut kepada pemerintah. Selain meminta Ibas, SBY pun menginstruksikan Dede Yusuf yang merupakan Ketua Komisi IX DPR untuk meneruskan aspirasi. Keduanya kebetulan berada di lokasi karena sedang mengikuti kegiatan SBY Tour the Java.

"Sekarang presidennya sudah Pak Jokowi, hormati itu. Program yang ada, pahamilah tujuannya baik. kalau belum klop dibuat klop. Ini ada pak Dede dan Ketua fraksi PD (Ibas). Tolong ditulis apa saja (aspirasi) nanti ditindaklanjuti. Saya bukan presiden lagi, kemampuan kami saat ini hanya bisa mendorong pemerintah," beber SBY.

"Saya sudah mantan tapi saya peduli. Kalau aturan dirasa tidak pas, menghambat, kita juga bisa menyarankan ke pemerintah. Nanti fraksi kami akan mengingatkan," tambahnya.

Setelah mendengarkan aspirasi dari tiga kelompok perwakilan masyarakat, SBY dan rombongan lalu melanjutkan perjalanan. Tujuan Tour de Java PD selanjutnya adalah Tasikmalaya. [detik/ded]